Penyebab Kematian Koi Secara Massal

By | 28/11/2021
kematian massal pada ikan koi

Masalah kematian pada ikan Koi memang menjadi hal yang cukup menakut bagi para pecinta Koi, apalagi jika kematian tersebut terjadi dalam jumlah besar. Baik pembudiaya maupun penghobi ikan Koi sama-sama dapat mengalami masalah kematian massal pada Koi. Beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebabnya masih belum bisa dipastikan. Beberapa pengalaman dalam menangani penyakit hingga kematian pada ikan dapat dijadikan pelajaran berharga dalam mengetahui penyebab pastinya.

Sebagian besar pecinta Koi menduga bahwa penyebab utama kematian Koi dalam jumlah besar adalah Virus. Virus Herpes Koi atau KHV menjadi momok menakutkan bagi para pecinta Koi, pasalnya penyakit ini cukup metikan bagi ikan. KHV dapat dengan mudah membunuh ikan Koi kesayangan anda dalam jumlah besar hingga tak tersisa satupun. Namun KHV ternyata bukan satu-satunya penyakit yang dapat menyebabkan kematian massal pada Koi.

Umumnya penyakit sering terjadi ketika masuknya ikan-ikan baru pada saat karantina maupun sesudahnya. Namun kepadatan berlebih ditambah kualitas air seperti Amonia, suhu dan pH yng tidak sesuai disinyalir juga turut memperburuk kondisi kesehatan Koi.

kematian massal pada ikan koi

Untuk melakukan tindakan pencegahan, sebaiknya lakukan karantina dan perhatian khusus pada ikan yang baru datang atau saat perubahan musim. Ini disebabkan masa inkubasi penyakit terjadi antara 2-3 minggu. Namun jika ikan sudah terserang penyakit dari tempat asalnya, gejala klinis dapat terlihat dalam waktu kurang dari 12 jam.

Tanda – Tanda Ikan Koi Terserang Penyakit

Mengetahui gejala awal penyakit pada koi dapat dilakukan dengan mengamati secara langsung fisik maupun perilaku ikan Koi. Semakin cepat gejala diketahui, maka semakin cepat juga tindakan penanganan dapat dilakukan.
Beberapa tanda umum dari Koi yang sakit adalah :

  • Koi terlihat bermalas-malasan
  • Nafsu makan menurun bahkan hilang
  • Gerakan pernafasan terlihat lebih cepat
  • Koi terlihat lebih sering berada di dasar kolam, atau
  • Terlihat lebih diam ditengah kolam

Ketika gejala awal ini terjadi biasanya produksi lendir pada ikan menjadi meningkat, bahkan terlihat lendir keluar dari insang dan tetap menempel. Kelebihan produksi lendir ini membuat sisik ikan terlihat lebih berkilau. Jikan ikan dapat bertahan, maka produksi lendir akan berhenti dan sisit terlihat normal lalu kemudian menjadi kusam dan kering. Bagian tubuh yang pertama diserang biasanya adalah bagian pangkal ekor, dada dan bagian bawah perut. Gejala ini mengakibatkan permukaan tubuh menjadi kasar dan terlihat berpasir.

Penyebab Penyakit dan Kematian Pada Koi

Sebelumnya, banyak yang mengira bahwa bakteri menjadi salah satu penyebab penyakit tersebut. Berbagai jenis bakteri menjadi bahan pengamatan dalam berbagai jurnal ikan internasional. Bakteri seperti Acavide, Aeromonas Hidrophila, Asalmonicida, Asorbria serta Flavobacterium Psychophila tidak ditemukan dalam kasus ini.

Beberapa negara yang peduli ikan menyimpulkan, infeksi sejenis virus menjadi indikasi awal terjadinya penyakit. Namun studi tentang penyebaran penyakit yang dilakukan ahli dari Amerika Serikat dan Jerman juga belum menemukan penyebab pasti dari masalah ini. Karena perbedaan lokasi nyatanya juga disebabkan oleh virus yang berbeda.

Menangani Koi Terserang Penyakit

Masih simpang-siurnya penyebap dari penyakit yang menyebabkan kematian massal pada ikan membuat belum adanya obat yang diyakini dapat mengatasi hal tersebut. Meski beberapa menyebutkan menggunakan garam ikan, namun garam hanya bertindak sebagai pencegahan sebelum terjadinya serangan.

Suhu air menjadi salah satu faktor penting dalam munculnya penyakit tersebut. Gejala klinis hanya terjadi pada kolam yang mengalami peruahan suhu yang signifikan antara 18-26 C. Ikan yang berada pada suhu 18-26 C rentan akan serangan penyakit ini. Manipulasi suhu pada kolam hingga diatas 26 C dapat dilakukan untuk penanganan awal. Diharapkan dengan cara ini dapat menekan angka kematian pada Koi.

Kesimpulan lain bahwa penyebaran penyakit terjadi akibat adanya kontak langsung dengan ikan Koi yang sakit, karena sebagain besar kasus serangan penyakit terjadi saat masuknya ikan baru. Untuk kolam Koi yang telah diisi dalam jangka waktu tahunan dan tidak ada penambahan ikan baru dari luar kolam, maka potensi terjadinya penyakit tersebut hampir tidak ada.

Yang perlu anda perhatikan adalah saat penambahan ikan baru yang berpotensi membawa bibit penyakit. Karantina ikan yang baru datang mutlak perlu dilakukan, meski ikan terlihat sehat namun bisa jadi membawa bibit penyakit dari tempat sebelumnya. Karantina ikan baru, dapat dilakukan selama 2-4 minggu kedalam kolam dengan suhu antara 18-26 C. Tambahkan juga garam ikan sebanyak 2-5 Kg untuk setiap meter perseginya. Dengan melakukan beberapa langkah tersebut, diharapkan kematian koi secara massal dapat di hindari.